Sesesak ini untuk tidur, padahal malam makin larut.
Ketika sekata pun tidak bisa terucap, tergantikan suara jeritan yang kencang dari dalam hati. Penglihatan menjadi buram, seisi mata mendadak penuh dengan air.
Lalu mau apa lagi setelah ini..
Sebatang coklat saja belum tentu bisa menenangkan perasaan, menormalkan hembusan nafas dan menetralkan pikiran.
Kenapa diam..
Karena untuk bicara bisa jadi akan salah.
Karena untuk bicara belum tentu ada yang bisa mendengar. Solusi terbaik hanya selalu bisa diatasi oleh cara berfikir sendiri. Obat penenang perasaan yang ampuh cuma bisa di hasilkan dari banyaknya air yang menetes dari mata.
Seketika melihat ke arah cermin, ternyata mata mulai membengkak, anggap saja penyebabnya karena dipaksa terbuka sampai selarut ini, mata yang malang..
Keluhan lapar sudah sedari pagi, saat sementara asik makan tiba-tiba nafsu makan hilang, bukan karena hidangannya tapi entah karena apa.
Dikatakan sabar ketika kita tidak mengeluhkan sabar ada batasnya dan alangkah baiknya jika tidak terlalu banyak bicara. Tarik nafas lalu hembuskan maka semua akan kembali normal. Sayangnya, tidak semudah itu.
Peringati diri sendiri agar tidak terlalu banyak celoteh disini, karena ini belum tentu benar dan belum tentu bisa diterima.
Selalu ada sisi positif dari sebuah kejadian, seperti hilangnya nafsu makan bisa di kategorikan bagian dari proses penurunan berat badan.
Harapanmu, bukan apa yang diharapkan orang lain.
Keinginanmu, belum tentu yang diinginkan orang lain.
Cara berfikirmu, tidak semuanya sejalan dengan cara berfikir orang lain.
dan apa yang kamu anggap benar, belum tentu benar dimata orang lain.
Lalu mau apa lagi setelah ini..
Tenaga sudah tidak cukup kuat untuk menggerakkan jari-jari dan berfikir terlalu keras. Sebelum keadaan tubuh makin manurun, baiknya segera tidur biar besok bisa lebih bahagia lagi.